Sabtu, 03 Maret 2012

makalahku..


TUGAS MANDIRI
PROSA FIKSI DAN DRAMA


Disusun Oleh:
Joko Suwono
Dosen Pembimbing : Darusman,AR,M,Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
RIAU









1.   Coba bedakan fakta dan fiksi dengan sebuah contoh!
1.1 Pengertian Fakta
Fakta adalah sebagai faktor nyata atau suatu realitas yang ada di suatu tempat dan dalam waktu tertentu tentang apa yang kita amati (lihat ,dengar, raba ,cicip dan cium), realitas yang kita amati itu bisa berupa kejadian, benda simbol sifat dan lain sebagainya. Artinya informasi yang kita peroleh dari sebuah pengamatan. Boleh juga sebagai situasi atau kondisi yang telah terjadi yang diperoleh dari pengalaman iderawi. Fakta saangat bersifat objektif. Jenis fakta yang paling sederhana adalah fakta atomik, yakni fakta paling dasar dan tidak dapat direduksi. Ia tidak dapat dibagi kedalam komponen-komponnen, tetapi merupakan kombinasi dari benda-benda dan objek pengertian. Pada dasarnya fakta atomik tidak dapat dipakai untuk membuktikan adanya fakta atomik lainnya. Atau boleh juga dipakai istilah lain yakni fakta nuklir (inti atom) yang tidak mungkin diurai lagi.
1.2               Contoh Kalimat fakta

1. terjadinya stunami pada tahun 2004 di daerah aceh menewaskan banyak korban 
2. ada anak SD yang keracunan makanan karena memakan jajanan di SD 
3. karena hujan deras terus jakarta terjadi banjir besar yang menenggelamkan rumah warga 
4. di daerah bogor telah terjadi penculikan anak kecil dan anak itu pun di simpan d i tempat sampah 
5. terjadinya gempa di daerah tasik menewaskan banyak warga 
6. terjadinya gempa di yogya menewaskan banyak orang dan menghancurkan rumah-rumah warga 

1.3 Contoh Fakta dalam berita
          Tiga bom meledak dislah satu kota tersibuk di India, Mumbai pada Rabu (14/7/2011). Ledakan bom ini menewaskan 2 orang dan melukai lebih dari 100 orang. Serangan ini merupakan serangan terburuk terhadap Mumbai sejak 2008. Diduga serangan ini dilakukan oleh gerakan islam militan“Ini merupakan sebuah serangan terhadap pusat India,” ujar Gubernur Negara Bagian Maharasthra, Prithviraj Chavant, seperti dikutip dari AFP, Kamis (14/7/2011).
          Ledakkan yang terjadi dalam rentang waktu 15 menit ini, meledak sekitar pukul 18.50 waktu setempat. Target yang dituju oleh para teroris ini merupakan wilayah perumahan elit kaum menengah atas, sebuah toko emas dan sebuah distrik perumahan para pemilik toko perhiasan di kota Mumbai.
          Menurut saksi mata yang berada di luar toko perhiasan yang menjadi sasaran ledakkan mengatakan bahwa bom meledak ketika para pekerja sedang bersiap untuk pulang ke rumah masing-masing. Ledakkan ini membuat panik warga sekitar, sehingga sempat terjadi suasana yang tidak kondusif dimana orang-orang berhamburan keluar dari gedung dan mencoba menyelamatkan diri.
          “Terjadi sebuah ledakkan besar. Kami tidak tahu apa yang terjadi, namun dalam beberapa menit kami melihat banyak sekali asap,” jelas salah satu saksi mata yang juga merupakan anggota asosiasi pedagang perhiasan India, Jayesh Labdhi.
 Perdana Menteri India, Manmohan Singh mengutuk secara keras ledakkan ini dan meminta kepada seluruh rakyat India untuk tetap tenang dan tidak panik menanggapi masalah ini.
1.2 Pengertian Fiksi
1. Sas cerita rekaan (roman, novel, dsb); 2 rekaan; khayalan; tidak berdasarkan kenyataan: nama Menak Moncer adalah nama tokoh -- , bukan tokoh sejarah; 3 pernyataan yg hanya berdasarkan khayalan atau pikiran. 4. Fiksi adalah suatu karya sastra yang mengungkap realitas kehidupan sehingga mampu mengembangkan daya imajinasi.


1.3 Sifat fiksi
- Segala sesuatu yang diungkapkan tidak dapat dibuktikan kebenarannya dalam kehidupan    sehari-hari, merupakan hasil rekaan.
- Semua tokoh, setting dan pokok persoalan adalah realitas imajinatif bukan obyektif.
- Kebenaran yang terjadi di dalam fiksi adalah bukan kebenaran obyektif melainkan kebenaran logis yaitu kebenaran yang ada dalam penalaran.
- Manusia2 yang hidup dalam kenyataan sehari-hari yang terlibat dalam seluruh aspek kehidupan penokohan fiksi mampu mempengaruhi & membentuk sifat dan sikap pembaca, pendengar, pemirsa.

- Kebenaran logis fiksi menyebabkan setiap fiksi selalu multi interpretable, artinya setiap pembaca, pendengar, pemirsa mempunyai tafsiran.
1.4  Contoh Cerita Fiksi
Tersebutlah dua orang jagoan yang selalu ingin menunjukkan dirinya lebih jago dari yang lain. Pada suatu hari, mereka bertemu di perairan sebelah selatan Singapura. 
Tanpa ba atau bu, mereka langsung saling menyerang. Mereka bertarung lama sekali hingga tubuh mereka bersimbah darah. Karena sama-sama kuat, tak ada tanda-tanda siapa yang akan kalah. 
Jin Laut tidak suka dengan pertarungan itu karena darah mereka mengotori laut. Jin Laut lalu menjungkirbalikkan perahu mereka. Maksudnya agar mereka berhenti bertarung. Ternyata, mereka tetap bertarung. Dengan kesaktiannya masing-masing, mereka bertarung di atas air. 
“Hei, aku perintahkan kalian berhenti beratarung! Ini wilayah kekuasaanku. Kalau tidak…” 
Bukannya berhenti, kedua jagoan itu malah bertempur lebih seru. Dengan isyarat tangan, mereka bahkan seperti mengejek Jin Laut. 
Jin Laut marah. Dia menyemburkan air ke wajah kedua jagoan itu sehingga pandangan mereka terhalang. Karena tak dapat melihat dengan jelas, kedua jagoan itu bertempur secara membabi-buta. Mereka mengayunkan pedang ke sana-kemari sekehendajk hati sampai akhirnya bersarang di tubuh lawan masing-masing. Kedua jagoan itu pun menemui ajalnya. 
Para dewa di kayangan mura karena Jin Laut turut campur urusan manusia. Mereka memperingatkan Jin Laut untuk tidak lagi ikut campur urusan manusia. Jin Laut mengaku salah dan mencoba menebus dosa dengan membuatkan tempat khusus agar roh kedua jagoan itu dapat bersemayam dengan tenang. Jin Laut menyulap sampan yang ditumpangi kedua jagoan itu menjadi pulau tempat bersemayam roh mereka. Orang-orang kemudian menyebut pulau itu sebagai Pulau Hantu. 
2.     Antara tokoh dengan penokohan dan karakter dalam suatu cerita di analisis berdasarkan Analitik dan Dramatik. Jelaskan!
·         Menganalisis berdasarkan analitik adalah pengarag menjelasakan atau menceritakan secara rinci watak tokoh-tokohnya.
·         Menganalsis berdasarkan dramatik adalah pengarang tidak secara langsung menggambarkan watak tokoh-tokohnya.
·         Menganalisi berdasarkan analitik dan dramatik adalah pengarang menggabungkan antara analitik dan dramatik .
Jadi dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwasanya penganalisisan dengan metode analitik ataupun metode dramatik adalah suatu cara untuk mengetahui watak daripada tokoh-tokoh dalam sebuah cerita yang diuraikan oleh pengarang.


3.   Rangakaian peristiwa (alur ) dalam suatu cerita ada sintakmatik dan pradekmatik. Jelaskan!
Pengertian Sintakmatik
·         Sintakmatik adalah hubungan satuan kata dalam ayat atau dipanggil hubungan linier dalam ayat konkrit.
·         Hubungan linier antara unsur-unsur bahasa dalam tataran tertentu; misal hubungan antara kami, bermain, dan bola dalam kalimat: Kami bermain bola. Hubungan itu dikatakan hubungan in praesentia.
Pengertian Paradigmatik.
·         Pradagmatik adalah hubungan antara unsur-unsur bahasa dalam tataran tertentu dengan unsur-unsur lain di luar tataran itu yang dapat dipertukarkan; misal dalam kalimat kami bermain bola. Antara kami dan dengan orang itu, saya dsb. dapat dipertukarkan.Hubungan antara unsur-unsur itu dikatakan hubungan in absentia
Teori Struktural Paradigmatik
Suatu teori dinyatakan benar jika teori itu berdasarkan pada paradigma atau perspektif tertentu dan ada komunitas ilmuwan yang mengakui atau mendukung paradigma tersebut.

          Banyak sejarawan dan filosof sains masa kini menekankan bahwa serangkaian fenomena atau realitas yang dipilih untuk dipelajari oleh kelompok ilmiah tertentu ditentukan oleh pandangan tertentu tentang realitas yang telah diterima secara apriori oleh kelompok tersebut. Pandangan apriori ini disebut paradigma oeh Kuhn dan world view oleh Sardar. Paradigma ialah apa yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota suatu masyarakat sains atau dengan kata lain masyarakat sains adalah orang-orang yang memiliki suatu paradigma bersama.

          Masyarakat sains bisa mencapai konsensus yang kokoh karena adanya paradigma. Sebagai konstelasi komitmen kelompok, paradigma merupakan nilai-nilai bersama yang bisa menjadi determinan penting dari perilaku kelompok meskipun tidak semua anggota kelompok menerapkannya dengan cara yang sama. Paradigma juga menunjukkan keanekaragaman individual dalam penerapan nilai-nilai bersama yang bisa melayani fungsi-fungsi esensial ilmu pengetahuan. Paradigma berfungsi sebagai keputusan yuridiktif yang diterima dalam hukum tak tertulis.

          Pengujian suatu paradigma terjadi setelah adanya kegagalan berlarut-larut dalam memecahkan masalah yang menimbulkan krisis. Pengujian ini adalah bagian dari kompetisi di antara dua paradigma yang bersaingan dalam memperebutkan kesetiaan masyarakat sains. Falsifikasi terhadap suatu paradigma akan menyebabkan suatu teori yang telah mapan ditolak karena hasilnya negatif. Teori baru yang memenangkan kompetisi akan mengalami verifikasi.
            Proses verifikasi-falsifikasi memiliki kebaikan yang sangat mirip dengan kebenaran dan memungkinkan adanya penjelasan tentang kesesuaian atau ketidaksesuaian antara fakta dan teori. Perubahan dari paradigma lama ke paradigma baru adalah pengalaman konversi yang tidak dapat dipaksakan. Adanya perdebatan antar paradigma bukan mengenai kemampuan relatif suatu paradigma dalam memecahkan masalah, tetapi paradigma mana yang pada masa mendatang dapat menjadi pedoman riset untuk memecahkan berbagai masalah secara tuntas. Adanya jaringan yang kuat dari para ilmuwan sebagai peneliti konseptual, teori, instrumen, dan metodologi merupakan sumber utama yang menghubungkan ilmu pengetahuan dengan pemecahan berbagai masalah.




DAFTAR PUSTAKA
Inu kencana Syafi’i, Filsafat kehidupan (Prakata), Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
Abbas, H.M., 1997, “Kebenaran Ilmiah” dalam: Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Intan Pariwara, Yogyakarta.
Awing, A.C., The Fundamental Questions of Philosophy, London: Routledge and Kegan Paul, 1951.
http://defaultride.wordpress.com/2010/06/28/teori-teori-kebenaran-korespondensi-koherensi-pragmatik-struktural-paradigmatik-dan-performatik.