BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya sumber belajar dapat berupa
manusia dan bukan manusia. Pusat Sumber Belajar (PSB) merupakan pemusatan
secara terpadu berbagai sumber belajar yang meliputi orang, bahan, peralatan,
fasilitas lingkungan, tujuan dan proses. Secara umum PSB berisi
komponen-komponen perpustakaan, pelayanan audio-visual, peralatan dan produksi,
tempat berlatih mengembangkan kegiatan program instruksional dan tempat
mengembangkan alat-alt bantu dalam pengembangan sistem instruksional. PSB juga
merupakan tempat bagi tenaga kependidikan untuk mengembangkan bahan-bahan
pengajaran dengan bantuan multimedia pendidikan terpadu yang terdiri atass
unsur-unsur perpustakaan, workshop, audio-visual dan laboratorium (Zainuddin :
1984).
Dalam kenyatannya, PSB yang ideal masih sulit ditemui, terlebih di kota-kota kecil, bahkan PSB inipun masih langka ditemukan pada lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia. Sumber belajar yang jelas dapat dilihat masih dalam bentuk perpustakaan yang pada dasarnya merupakan salah satu komponen Pusat Sumber Belajar itu sendiri. Namun demikian pengelolaan dan organisasi yang baik akan memberikan tujuan-tujuan lembaga yang optimal pula.
Sebagaimana suatu lembaga, untuk meningkatkan
efektivitas dan dan efisiensi belajar mengajar dan mengoptimalkan fungsi PSB
perlu didukung dengan sistem pengelolaan yang memadai, yaitu organisasi yang
baik, dan tenaga profesional yang mampu mengelola dan mengembangkan
sumber-sumber belajar. Tulisan ini dibatasi dalam lingkup pengelolaan dan
organisasi PSB yang ideal. Bagaimana pengelolaan dan organisasi PSB dalam upaya
peningkatan maksud dan tujuan diadakannya PSB sehingga memperoleh hasil yang
optimal akan dibahas dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang rumusan masalah pada makalah ini
adalah :
1. Bagaimana Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sumber
Belajar ?
2. Bagaimana Tipe-Tipe Struktur Organisasi PSB
?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
:
1. Mengetahui Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat
Sumber Belajar
2. Mengetahui Tipe-Tipe Struktur Organisasi PSB
D. Manfaat Penulisan
Ada beberapa manfaat dari penulisan makalah
ini, diantaranya adalah :
1. menambah pengetahuan mahasiswa Pasca Sarjana
Program Studi Teknologi Pendidikan tentang Struktur Organisasi dan Pengelolaan
Pusat Sumber Belajar
2. sebagai bahan masukan mengenai Struktur
Organisasi dan Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian dan
Prinsip Pengelolaan Sumber Belajar
Yang dimaksud dengan pengelolaan adalah
bagaimana pengelolaan PSB tersebut. Pengelolaan ini tercermin dalam skema
organisasi. Aspek penting dalam pengelolaan ini adalah peralatan,
kepemimpinann, dan struktur administrasi lembaga. Di Amerika sendiri hasil
penelitian menunjukkan bahwa konsep pelayananan media di kampus telah mencapai
kemajuan dari tujuan asalnya dengan modernisasi di semua jurusan. PSB pada
pendidikan tinggi memiliki kewajiban membantu semua anggota fakultas yang
mengunjunginya (Merrill & Drob : 1977).
1. Prinsip-Prinsip Pengelolaan PSB
1.1. Prinsip Pengelolaan Pusat Informasi
Dalam membentuk suatu pusat imformasi sebagai
salah satu kegiatan PSB beberapa pertanyaan perlu dijawab terlebih dahulu,
antara lain :
- Informasi apa yang diperlukan ?
- Siapa yang memerlukan ?
- Apakah memang sering diperlukan ?
- Informasi apa yang sudah tersedia ?
- Adakah informasi dalam bentuk cetakan atau
dalam bentuk media lainnya?
Prinsip pengelolaannya adalah sebagai berikut :
Laporan-laporan yang diterima dikirim ke unit fasilitas yang menggunakan sistem
komputer (puskom) dan mengadakan persiapan untuk penerbitannya. Sebagai data
dikirim ke unit reproduksi dokumen untuk dibuat microfilm, microfiche atau
fotocopy untuk selanjutnya dikirim ke pusat-pusat referensi tiap fakultas dan
sebagian lagi di cetak di percetakan Universitas.
1.2. Prinsip Pengelolaan Pelayanan
Unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya
pelayanan di PSB antara lain adalah :
a) Koleksi, dibina untuk dilayankan, bukan
untuk hiasan atau pajangan, bagaimana pengembangan serta pengaturannya
b) Fasilitas, bagaimana ragam layanan, sistem,
aturan layanan, lokasi penempatan gedung dan lainnya
c) Pelayan/petugas, sebagai jembatan penghubung
dapat berupa seorang ahli, teknisi, ataupun asisten teknisi
d) Pemakai, perorangan yang memanfaatkan
layanan, dapat seorang ahli, pelajar, mahasiswa atau umum
Ketiadaan salah satu komponen di atas, atau
masing-masing berdiri sendiri tanpa kerja sama yang baik, maka pelayanan tidak dapat
tercipta sebagaimana mestinya. Untuk itu diperlukan pelayanan dengan
karakteristik sebagai berikut :
a) Mudah dimengerti, menggunakan car yang mudah
dimengerti oleh pengunjung/pemakai maupun oleh petugas itu sendiri
b) Efisiensi dan ekonomis, menggunakan bahan
pelengkap dengan variasi sedikit mungkin
c) Kelambatan yang minimal, mengusahakan tidak
ada keterlambatan dalam pelayanan pengunjung
1.3. Prinsip Pengelolaan Pengembangan
Instruksional
Fungsi PSB sebagai pengembangan bahan
instruksional secara umum adalah menolong jurusan, staff pengajar secara
individual di dalam membuat rancangan dan pemilihan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar, hal ini meliputi :
a) perencanaan kurikulum
b) identifikasi pilihan program instruksional
c) seleksi peralatan dan bahan
d) perkiraan biaya
e) penataran tentang pengembangan sistem
instruksional bagi staf pengajar
f) perencanaan program
g) prosedur evaluasi
h) revisi program.
Pengembang instruksional yang bekerja di PSB
hendaknya memiliki kompetensi dalam bidang pengelolaan dan telah memperoleh
pendidikan dan latihan khusus, memiliki pengalaman yang cukup, pengetahuan yang
luas, penampilan yang meyakinkan dan menguasai bidang evaluasi. Apabila
dirinci, secara garis besar kompetensi yang harus dimiliki oleh pengembang
instruksional antara lain adalah : memilih proyek pengembangan instruksional,
menggali analisis kebutuhan, merncanakan, menspesifikasi strategi
instruksional, sampai memiliki kemampuan untuk menyebarluaskan pengembangan instruksional.
2.
Perkembangan Sumber Belajar
2.1. Sumber Belajar Praguru
Pada zaman praguru, sumber belajar utamanya
adalah orang dalam lingkungan keluarga atau kelompok karena sumber belajar
lainnya dianggap belum ada atau
masih sangat langka (Sadiman, 1989: 143). Bentuk benda yang digunakan sebagai
sumber belajar antara lain adalah : batu-batu, debu, daun-daunan, kulit pohon,
kulit binatang dan kulit karang. Isi pesan itu sendiri ada yang disajikan
dengan isyarat verbal dan ada yang menggunakan tulisan. Perbedaan ini terletak
pada tingkat kemajuan peradaban masing-masing suku bangsa itu sendiri. Sumber
belajar jumlahnya langka, sedangkan pencari pengetahuan jumlahnya lebih banyak,
maka pengetahuan diperoleh dengan coba-coba sendiri. Oleh sebab itu kondisi pendidikan
masih sederhana dan berada di bawah kontrol keluarga dan anggota masyarakat,
pendidikan masih tertutup, rumusan tujuan pembelajaran tidak dirumuskan dalam
kurikulum. Sehingga tidak ada keteraturan isi pembelajaran.
2.2. Lahirnya Guru
sebagai Sumber Belajar Utama
Pendidikan pada zaman
praguru tahap demi tahap berubah. Akibat perubahan itu terjadi pula perubahan
pada sistem pendidikan dan pada kondisi sumber belajar komponen lainnya dari
sistem tersebut. Dengan demikian terjadi perubahan pada cara pengelolaan, isi
ajaran, peranan orang, teknik yang digunakan, desain pemilihan bahan, namun
demikian sumber belajar masih sangat terbatas, sehingga kedudukan orang
merupakan belajar utama. Proses belajar tidak lagi ditangani oleh anggota
keluarga, tetapi sudah diserahkan kepada orang tertentu. Orang yang menangani
secara khusus tentang pendidikan disebut Guru dibantu dengan sumber belajar
penunjang yang berbentuk masih sederhana dan jumlahnya terbatas sekali. Oleh
sebab itu kelancaran Proses Instruksional dan Kualitas pendidikan sangat
bergantung pada kualitas guru.
2.3. Sumber Belajar
Dalam Bentuk Cetak
Adanya perkembangan
industri yang cepat, pada akhirnya dapat diproduksi peralatan dan bahan yang
jumlahnya besar. Dengan diketemukannya alat cetak, maka lahirlah sumber belajar
baru yang berbentuk cetak lainnya yang belum pernah ada sebelumnya. Konsekuensi
diketemukannya sumber belajar tersebut adalah terjadinya perubahan tugas dan
peranan guru dalam pembelajaran. Semula guru merupakan sumber belajar utama
yang mempunyai tugas sangat berat, dengan lahirnya sumber belajar cetak maka
tugas guru menjadi ringan. Contoh sumber belajar cetak adalah: buku, komik,
majalah, koran, panplet. Dengan lahirnya sumber belajar cetak ini, maka isi
pembelajaran dapat diperbanyak dengan cepat dan disebarkan ke berbagai pihak
dengan mudah, sehingga merupakan kejutan baru dalam sistem instruksional pada
saat itu.
2.4. Sumber Belajar
yang Berasal dari Teknologi Komunikasi
Dengan diketemukannya
berbagai alat dan bahan (hardware dan software) pada
abad 17, efeknya sangat besar terhadap sistem pendidikan secara keseluruhan.
Setelah timbul istilah teknologi dalam pendidikan yang pada akhir perang dunia
kedua mulai berubah menjadi ilmu baru yang disebut teknologi pendidikan dan
teknologi instruksional. Pengertian teknologi dalam pendidikan populer dengan
istilah audio visual, yakni pemanfaatan bahan-bahan audio visual dan berbentuk
kombinasi lainnya dalam sistem pendidikan.
Pada akhir perang dunia
kedua mulai timbul suatu kecendrungan baru dalam bidang audiovisual kearah dua
kerangka konseptual baru yang paralel, yaitu teori komunikasi dan konsep sistem
(AECT, 1977). Karena pengaruh-pengaruh ilmu sosial seperti: psikologi,
sosiologi, komunikasi, teori belajar, maka cara mendesain sumber belajar lebih
terarah, lebih spesipik dan disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.
Sumber belajar seperti ini lebih populer dengan istilah media instruksional.
Misalnya: program televisi pendidikan, program radio pendidikan, film
pendidikan, slide pendidikan, komputer pendidikan dan lain-lain. Keempat
perkembangan sejarah sumber belajar ini oleh Eric Ashby dalam Sadiman (1989),
disebut sebagai empat perkembangan keajaiban yang terjadi dalam dunia
pendidikan sehingga dianggap sebagai revolusi pendidikan.
2.5. Sumber Belajar
yang Didesain dan Dimanfaatkan.
Sumber belajar yang
didesain untuk keperluan belajar telah banyak dikenal orang. Namun demikan
tidak semua sumber yang didesain untuk keperluan pendidikan. AECT dalam Miarso
(1986: 88) disebutkan bahwa ada kesangsian apakah fasilitas yang ada dalam
masyarakat, misalnya museum semuanya itu didesain khusus terutama untuk
pembelajaran peserta didik sekolah dalam bidang yang sesuai dengan kurikulum.
Kenyataan bahwa sumber-sumber ini dimanfaatkan untuk membantu belajar manusia,
membuat semuanya itu menjadi sumber belajar.
Kelompok yang kedua,
sumber yang dimanfaatkan, sama pentingnya dengan sumber belajar yang didesain.
Beberapa sumber dapat dimanfaatkan untuk memberikan fasilitas belajar karena
memang sumber itu khusus didesain untuk keperluan belajar. Inilah yang disebut
bahan atau sumber instruksional. Sumber yang lain, ada sebagian dari kenyataan
yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, namun dapat ditemukan,
diaplikasikan, dan digunakan untuk keperluan belajar. Inilah yang disebut
sebagai: Sumber belajar dari dunia nyata. Jadi, sebagian sumber menjadi sumber
belajar karena didesain untuk itu, sedangkan yang lainnya menjadi sumber
belajar karena dimanfaatkan.
3. Peranan Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran
Sumber belajar mempunyai
peran yang sangat erat dengan pembelajaran yang dilakukan, adapun peranan
tersebut dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
3.1. Peranan sumber belajar dalam pembelajaran Individual.
Pola komunikasi dalam
belajar individual sangat dipengaruhi oleh peranan sumber belajar yang
dimanfaatkan dalam proses belajar. Titik berat pembelajaran individual adalah
pada peserta didik, sedang guru mempunyai peranan sebagai penunjang atau
fasilitator.
Dalam pembelajaran individual terdapat tiga pendekatan
yang berbeda yaitu :
(1) Front line teaching method, dalam
pendekatan ini guru berperan menunjukkan sumber belajar yang perlu dipelajari.
(2) Keller Plan, yaitu pendekatan yang
menggunakan teknik personalized system of instruksional (PSI)
yang ditunjang dengan berbagai sumber berbentuk audio visual yang didesain
khusus untuk belajar individual.
(3) Metode proyek, peranan guru cenderung
sebagai penasehat dibanding pendidik, sehingga peserta didiklah yang
bertanggung jawab dalam memilih, merancang dan melaksanakan berbagai kegiatan
belajar.
3.2. Peranan Sumber
Belajar dalam Belajar Klasikal
Pola komunikasi dalam
belajar klasikal yang dipergunakan adalah komunikasi langsung antara guru
dengan peserta didik. Hasil belajar sangat tergantung oleh kualitas guru,
karena guru merupakan sumber belajar utama. Sumber lain seolah-olah tidak ada
peranannya sama sekali, karena frekuensi belajar didominari interaksinya dengan
guru.
Pemanfaatan sumber belajar selain guru, sangat selektif
dan sangat ketat di bawah petunjuk dan kontrol guru. Di samping itu guru sering
memaksakan penggunaan sumber belajar yang kurang relevan dengan ciri-ciri
peserta didik dan tujuan belajar, hal ini terjadi karena sumber belajar yang
tersedia terbatas. Peranan Sumber Belajar secara keseluruhan seperti terlihat
dalam pola komunikasinya selain guru rendah. Keterbatasan penggunaan sumber
belajar terjadi karena metode pembelajaran yang utama hanyalah metode ceramah.
Menurut Percipal and Ellington (1984), bahwa perhatian yang penuh dalam belajar
dengan metode ceramah (attention spannya) makin lama makin menurun drastis.
Misalnya dalam 50 menit belajar, maka pada awal belajar attention spannya
berkisar antara 12-15 menit, kemudian makin mendekati akhir pelajaran turun
menjadi 3-5 menit.
4.
Model
Pengembangan Kurikulum Pembelajaran
Menurut Susilana (2006:139) ciri-ciri model pengembangan
kurikulum pembelajaran diantaranya adalah:
- Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu;
- Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu;
- Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas;
- Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) Urutan langkah-langkah pembelajaran, (2) Adanya prinsip-prinsip reaksi, (3) Sistem sosial, dan (4) Sistem pendukung;
- Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran, yaitu dampak pembelajaran (hasil belajar yang dapat diukur) dan dampak pengiring (hasil belajar jangka panjang); dan
- Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan
pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa komponen :
1. Siswa
Seorang yang bertindak sebagai pencari,
penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2. Guru
Seseorang yang bertindak sebagai pengelola,
katalisator, dan peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar yang efektif.
3. Tujuan
Pernyataan tentang perubahan perilaku
(kognitif, psikomotorik, afektif) yang diinginkan terjadi pada siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran.
4. Isi Pelajaran
Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan
konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
5. Metode
Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai
tujuan.
6. Media
Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan
yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa.
7. Evaluasi
Cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu
proses dan hasilnya.
5.
Ciri-ciri Pembelajaran
Menurut Eggen & Kauchak (1998) Menjelaskan bahwa ada enam
ciri pembelajaran yang efektif, yaitu:
(1) siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap
lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan
dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan
kesamaan-kesamaan yang ditemukan,
(2) guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir
dan berinteraksi dalam pelajaran,
(3) aktivitas-aktivitas siswa
sepenuhnya didasarkan pada pengkajian,
(4) guru secara aktif terlibat
dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisis informasi,
(5) orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran
dan pengembangan keterampilan berpikir, serta
(6) guru menggunakan teknik
mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru.
BAB III
PENUTUP
1.
Pengertian dan
Prinsip Pengelolaan Sumber Belajar
Yang dimaksud dengan pengelolaan adalah
bagaimana pengelolaan PSB tersebut. Pengelolaan ini tercermin dalam skema
organisasi. Aspek penting dalam pengelolaan ini adalah peralatan,
kepemimpinann, dan struktur administrasi lembaga. Di Amerika sendiri hasil
penelitian menunjukkan bahwa konsep pelayananan media di kampus telah mencapai
kemajuan dari tujuan asalnya dengan modernisasi di semua jurusan. PSB pada
pendidikan tinggi memiliki kewajiban membantu semua anggota fakultas yang
mengunjunginya (Merrill & Drob : 1977).
2. Perkembangan Sumber Belajar
2.1. Sumber Belajar Praguru
Pada zaman praguru, sumber belajar utamanya
adalah orang dalam lingkungan keluarga atau kelompok karena sumber belajar
lainnya dianggap belum ada atau
masih sangat langka (Sadiman, 1989: 143). Bentuk benda yang digunakan sebagai
sumber belajar antara lain adalah : batu-batu, debu, daun-daunan, kulit pohon,
kulit binatang dan kulit karang. Isi pesan itu sendiri ada yang disajikan
dengan isyarat verbal dan ada yang menggunakan tulisan. Perbedaan ini terletak
pada tingkat kemajuan peradaban masing-masing suku bangsa itu sendiri. Sumber
belajar jumlahnya langka, sedangkan pencari pengetahuan jumlahnya lebih banyak,
maka pengetahuan diperoleh dengan coba-coba sendiri. Oleh sebab itu kondisi
pendidikan masih sederhana dan berada di bawah kontrol keluarga dan anggota
masyarakat, pendidikan masih tertutup, rumusan tujuan pembelajaran tidak
dirumuskan dalam kurikulum. Sehingga tidak ada keteraturan isi pembelajaran.
2.2. Lahirnya Guru
sebagai Sumber Belajar Utama
Pendidikan pada zaman
praguru tahap demi tahap berubah. Akibat perubahan itu terjadi pula perubahan
pada sistem pendidikan dan pada kondisi sumber belajar komponen lainnya dari
sistem tersebut. Dengan demikian terjadi perubahan pada cara pengelolaan, isi ajaran,
peranan orang, teknik yang digunakan, desain pemilihan bahan, namun demikian
sumber belajar masih sangat terbatas, sehingga kedudukan orang merupakan
belajar utama. Proses belajar tidak lagi ditangani oleh anggota keluarga,
tetapi sudah diserahkan kepada orang tertentu. Orang yang menangani secara
khusus tentang pendidikan disebut Guru dibantu dengan sumber belajar penunjang
yang berbentuk masih sederhana dan jumlahnya terbatas sekali. Oleh sebab itu
kelancaran Proses Instruksional dan Kualitas pendidikan sangat bergantung pada
kualitas guru.
2.3. Sumber Belajar
Dalam Bentuk Cetak
Adanya perkembangan
industri yang cepat, pada akhirnya dapat diproduksi peralatan dan bahan yang
jumlahnya besar. Dengan diketemukannya alat cetak, maka lahirlah sumber belajar
baru yang berbentuk cetak lainnya yang belum pernah ada sebelumnya. Konsekuensi
diketemukannya sumber belajar tersebut adalah terjadinya perubahan tugas dan
peranan guru dalam pembelajaran. Semula guru merupakan sumber belajar utama
yang mempunyai tugas sangat berat, dengan lahirnya sumber belajar cetak maka
tugas guru menjadi ringan. Contoh sumber belajar cetak adalah: buku, komik,
majalah, koran, panplet. Dengan lahirnya sumber belajar cetak ini, maka isi
pembelajaran dapat diperbanyak dengan cepat dan disebarkan ke berbagai pihak
dengan mudah, sehingga merupakan kejutan baru dalam sistem instruksional pada
saat itu.
Data Tabel Sumber Belajar
Sumber Belajar
|
Pengertian
|
Contoh
|
Pesan
|
Ajaran/informasi yang akan
disampaikan oleh komponen lain: dapat berbentuk ide, fakta, makna, dan data.
|
Materi bidang studi IPS,
|
Orang
|
Orang-orang yang bertindak sebagai
penyimpan dan atau penyalur pesan
|
Guru, Peserta didik, Pembicara,
Polisi, Tokoh Masyarakat.
|
Bahan
|
Barang-barang (lazim disebut media
atau perangkat lunak/software) yang biasanya berisi pesan untuk disampaikan
dengan mengguna-kan peralatan. Kadang-kadang bahan itu sendiri sudah
merupakan bentuk penyajian.
|
Buku teks, majalah, video, tape
recorder, pembelajaran terprogram, film.
|
Alat
|
Barang-barang (lazim disebut
perangkat keras/hardware) digunakan untuk menyampai-kan pesan yang terdapat
dalam bahan.
|
OHP, proyektor film,tape recorder,
video, pesawat TV, pesawat radio.
|
Teknik
|
Prosedur atau langkah-langkah
tertentu dalam menggunakan bahan, alat, tata tempat dan orang untuk
menyampaikan pesan
|
Simulasi, permainan, studi
lapangan, metode bertanya, pem- belajaran individual, pembelajaran kelompok
ceramah, diskusi
|
Latar
|
Lingkungan dimana pesan diterima
oleh peserta didik.
|
Lingkungan fisik;gedung sekolah, perpustakaan,
pusat sarana belajar, studio, museum, taman, peninggal-an sejarah, lingkungan
non fisik, penerangan, sirkulasi udara.
|
DAFTAR PUSTAKA
AECT. 1977. Definisi Teknologi Pendidikan. (Diterjemahkan oleh PAU di
Universitas Terbuka). Penerbit Manajemen PT. Grafindo Persada. Jakarta.
Adaptasi dari : Depdiknas. 2004. Pedoman Merancang Sumber Belajar. Jakarta.
http: // id.wordpress.com/tag/makalah. Sumber Belajar untuk Mengefektifkan
Pembelajaran Siswa. Diterbitkan April 15, 2008 .
http: // www.freewebs.com/Hijrahsaputra/catatan/manajemen.htm.Manajemen
Belajar (MSB). 26 Oktober 2008 .
Seels,B. and Richey,C.1994. Teknologi Pembelajaran. (Diterjemahkan oleh Yusufhadi Miarso,
dkk. Universitas
Negeri Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar